Sunday, June 19, 2011

Prospek Bisnis Kulit Ikan Pari

Siapa yang tak kenal ikan pari yang mampu mempesona pengunjung Sea Word di kawasan Ancol? Ekor berdurinya yang panjang, menjadikan ikan pari digemari nelayan. Kulit badannya yang pipih—bak layang-layang—yang bertotol halus, ternyata juga bisa mempesona alias mendatangkan rejeki bagi orang yang jeli. Kulit ini dimanfaatkan jadi barang kerajinan. Mungkin belum banyak yang tahu, kulit ikan pari yang selama ini disia-siakan sebagai sampah, bahkan sering dianggap beracun, bisa disulap jadi dompet, tas, sabuk dan tali jam tangan plus aksesoris lain.

Memang tak mudah mengolah kulit ikan pari jadi barang kerajinan. Perlakuan untuknya tak bisa disamakan dengan kulit sapi atau kulit domba. Karena tekstur serat binatang yang satu ini lain dengan mamalia yang biasanya membujur, satu-satu. Sedangkan kulit ikan pari, teranyam dan amat padat. Struktur semacam ini membuat kulit ikan pari kuat luar biasa, sekitar dua setengah kali kekuatan kulit sapi. Sayangnya selama ini belum ada teknologi yang memadai untuk mengolah kulit ikan unik ini.

Namun, inilah justru kelebihan dari kulit ikan pari. Karena dibalik kesukaran pengolahannya, kualitas ketahanan kulit ini sangat tinggi. Kulit ikan pari terkenal anti goresan, bahkan juga anti peluru. Hingga wajarlah kalau di Jepang biasa dipakai sebagai pelapis tameng para samurai atau pelapis jaket anti peluru.

Kulit ikan pari memang sangat keras. Lapisan terluarnya mirip bintik-bintik kristal untuk melindungi tubuh sang ikan. Tekstur inilah yang biasa dimanfaatkan untuk menambah nilai eksotis produk. Ikan pari biasanya punya bintik besar berdekatan di daerah punggung. Bintik ini lebih besar dari bintik yang lain. Kalau sudah dalam barang jadi, kedua bintik inilah yang jadi mascot penggaet perhatian konsumen, dan membuat motif jadi lebih menarik.

Dari enam spesies ikan pari, selama ini hanya ada dua jenis yang lazim diolah kulitnya, yakni Trygon Sephen dan Trygon Kuhlii atau biasa dipanggil Pari Kampret dan Pari Duri. Ikan pari duri kulitnya paling istimewa, bintik besarnya tidak hanya dua, tapi banyak dan memanjang. Hingga bisa diolah menjadi sabuk dengan motif yang sangat indah.

Cara Pengolahan Kulit Ikan Pari
Sayangnya, cara pengolahan kulit ikan pari memang terkesan rumit. Prosesnya bisa dimulai dengan memisahkan kulit dari daging. Setelah ikan di cuci dan dipotong ekornya, dibuat sayatan 1-2 cm mengikuti sisik sepanjang punggung. Setelah terpisah dari dagingnya, kulit harus diawetkan dengan penggaraman.

Proses penggaraman dialakukan dengan mencuci ikan pari dengan air garam dan menaburkan garam di atas kulit sembari dikeringkan. Seluruh proses ini paling lama dilakukan satu bulan. Dilanjutkan dengan pengapuran, pembuangan kapur, pemberian enzim, pengasaman, penyamakan, penetralan, penyamakan ulang dan peminyakan. Selanjutnya, kulit yang sudah setengah jadi ini ditaburi zat kimia khusus. Polesan terakhir, dilakukan pewarnaan dengan zat pewarna khas yang bisa menyerap pada sisik padatnya. Sampai proses ini, kulit pari siap dijual sebagai kulit mentah atau dijadikan bahan baku barang kerajinan.

Proses Pengolahan Kulit Ikan Pari Jadi Barang Kerajinan
Dalam proses pembuatan dompet, biasanya dibutuhkan satu lembar kulit pari ukuran kecil. Sedangkan untuk pembuatan tas, diperlukan dua sampai tiga lembar kulit. Untuk pembuatan sabuk diperlukan empat lembar kulit, yang mata di sepanjang kulitnya harus disambung secara lurus. Potongan kulit ikan pari yang tidak terpakai pun, masih bisa dimanfaatkan sebagai barang kerajinan lain, semisal tempat korek api, gelang jam, tempat handphone, gantungan kunci dan hiasan penutup kotak.

Hal yang paling sulit dilakukan pada proses ini adalah sewaktu penjahitan, karena sisiknya harus dihilangkan supaya kulit bisa dijahit dan tidak membuat jarum patah. Bahan baku yang digunakan pun harus dihitung dengan cermat dan teliti agar tidak banyak bahan yang terbuang percuma.

Kerumitan proses produksi dari mulai pengulitan sampai menjelma barang jadi ini, tak ayal memerlukan waktu satu setengah bulan. Kerumitan ini pula yang menjadikan perajinnya belum banyak. Namun begitu, dengan sedikit ketekunan dan kesabaran, potensi pasar yang sangat besar telah siap menanti.

Analisa Margin Keuntungan
Analisa margin bisnis ini cukup menjanjikan. Dengan pembelian bahan baku, ditambah biaya pemrosesan kulit sekitar dua kali harga bahan baku, dan proses pengerjaan dengan biaya 20% dari biaya produksi, margin keuntungannya tetap menggiurkan.

Apalagi selain untuk diekspor ke beberapa Negara yang menyukai kerajinan berbahan kulit ikan pari seperti Korea, Jepang, Amerika, Australia dan juga beberapa Negara Eropa, produk yang satu ini juga sangat laku dan jadi favorit di beberapa swalayan di Jakarta, beberapa galeri kerajinan di Bali, dan juga beberapa pasar local lain.

Dengan system penjualan kontan atau konsinyasi, harga sebuah dompet kulit pari bisa mencapai Rp. 200.000. Adapun harga tas berkisar antara Rp. 350 hingga Rp. 500.000. Harga yang cukup bergengsi bukan? Dan tentu sebuah potensi besar terutama bagi nelayan tropis seperti Indonesia. Apalagi menurut data Ditjen Perikanan Departemen Pertanian, kendati tiap tahun ditangkap 20.253 ton ikan pari, habitatnya belum terganggu hingga belum perlu dilindungi. Anda tertarik untuk menggeluti bisnis yang menawarkan keuntungan menggiurkan ini?

2 comments:

kian said...

di kampung bnyak penangkapan ikan pari... kalo mw mas kt kerja sama...

DCAja said...

ijin sharing artikel menarik mengenai kredit tanpa agunan.
terimakasih. salam sehat selalu.

Template by - Abdul Munir - 2008